Selasa, 22 Oktober 2013

ETIKA UTILITARISME DALAM BISNIS



Nama : Fitria Nurahman
Kelas : 4EA08
NPM : 18210882
TUGAS SOFTSKILL
BAB 3
ETIKA UTILITARISME DALAM BISNIS
1.      Etika Utilitarianisme
Utilitarianisme pertama kali dikembangkan oleh Jeremy bentham ( 1748 – 1842 )
Persoalan yang dihadapi bentham dan orang orang sezamannya adalah bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan social politik, ekonomi dan legal secara moral. Singkatnya bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan public, yaitu kebijaksanaan yang mempunyai dampak bagi kepentingan banyak orang secara moral. Apa criteria dan dasar objektif yang dapat dijadikan pegangan untuk menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan public.
Etika utilitarianisme adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan social politik, ekonomi dan legal secara moral.
2.      Kriteria dan Prinsi Etika Utilitarianisme
Ø  Manfaat
Ø  Manfaat Terbesar
Ø  Manfaat terbesar Bagi Sebanyak Mungkin Orang
3.      Nilai Positif Etika UtilitarianismE
·        Pertama, Rasionalitas : Utilitarianisme tidak menerima saja norma moral yang ada. Ia mempertanyakan dan ini mengandaikan peran rasio. Utilitarianisme ini bersifat rasional karena ia mempertanyakan suatu tindkan apakah berguna atau tidak. Dalam kasus seks pra nikah tadi, utilitarianisme mempertanyakan sebab-sebab seks pra nikah dilarang.
·        Kedua, utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral
• Ketiga, Universalitas : semboyan yang terkenal dari utilitarianisme adalah sesuatu itu dianggap baik kalau dia memberi kegunaan yang besar bagi banyak orang. Hal ini sering dipakai dalam politik dan negara.
4.      Utilitarianisme Sebagai Proses dan Sebagai Standar Penilaian
·         Etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak.
·         Etika Utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.
5.      Analisis Keuntungan dan Kerugian
Manfaat dan kerugian sangat dikaitkan dengan semua orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pada keuntungan bagi perusahaan.
Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka etika bisnis:
§ Keuntungan dan kerugian, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
§ Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.
§ Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang.
6.      keuntungan, kerugian, dan kelemahan etika utilitarianisme
analisis keuntungan dan kerugian
manfaat dan kerugian sangat terkait dengan semua orang, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pada keuntungan bagi perusahaan.
Analisis keuntungan dan kerugian
·         keuntungan dan kerugian, yang dianalisis tidak diputsatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
·         Analisis keuntungan dan kerugian tidak nditempatkan dalam kerangka uang.
·         Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang.
Kelemahan etika utilitarisme
·         Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.
·         Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan padad dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
·         Etika utilitarianisme tidak pernah mengangap serius kemauan baik seseorang.
·         Variable yang dinilai tidak semuanya dapat dikuakifikasi.
·         Seandainya ketiga kriteria dari etika utilirianisme saling bertentangan maka akan ada kesulitan dalam menentukkan prioritas diantara ketiganya.
·          Etika utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas
Daftar pustaka :
http://aditonlyone.blogspot.com/2010/12/tugas-etika-bisnis-bab-3-etika_09.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar